Posts

 5 Link/Tautan Alamat Blog Teman - syafaqinooy.blogspot.com - kafkalyca.blogspot.com - kaeyl4.blogspot.com - ferdii.blogspot.com - ragaadityogantenk.blogspot.c                                                                   

calista verena erlin / 09 /9D

https://youtu.be/fO1iJqBdXrc?si=QSMDXmPrQxWgfveV Ceritanya terjadi di desa  Gantung ,  Belitung Timur . Dimulai ketika sekolah  Muhammadiyah  terancam akan dibubarkan oleh  Depdikbud   Sumsel  jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80  km  pulang pergi dari rumahnya ke sekolah. Mereka, Laskar Pelangi - na

uprak calista verena erlin/ 9D / 09

Kerjakan Sekarang atau Nanti? Mengapa menunda pekerjaan? • Ah nanti saja, saya nonton televisi dulu. Acaranya bagus. • Sebentar lagi, saya tidur dulu. • Istirahat dulu, setelah itu baru saya kerjakan. • Hari ini saya terlalu lelah. Besok saja saya selesaikan. • Pekerjaan ini terlalu besar. Saya bingung harus mulai dari mana. • Saya tidak punya cukup waktu untuk mengerjakannya sekarang. • Lima menit lagilah, saya sedang membaca artikel yang menarik. • Sekarang saya sedang tidak "mood" untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Apakah Anda sering menggunakan satu atau beberapa alasan di atas? Alasan-alasan ini sering digunakan orang untuk menunda pekerjaan. Alasan-alasan tersebut bisa dikelompokkan dalam lima bagian.Salah perkiraan. Sinta mengira bahwa ia bisa menyelesaikan persiapan pelajaran hanya dalam waktu dua jam. Ternyata, banyak sekali persiapan yang perlu dilakukan sebelum kegiatan intinya dilakukan: membaca buku teks, membuat outline hal-hal yang penting untuk dibicarakan, me

"second plan" pendidikan kita

Awal trend kasus aktif Covid-19 membawa secercah harapan bagi dunia pendidikan, seperti mati suri dengan kebijakan difabel untuk beradaptasi dengan situasi Covid-19. Situasi ini tentu akan membawa kembali euforia pembelajaran tatap muka ke sekolah. Namun, sembari menunggu berakhirnya pelarangan sekolah di masa PPKM ini, segala sesuatunya perlu kita persiapkan, agar euforia kembali ke sekolah tidak berlebihan. Namun, magnet ceria sekolah sedikit banyak telah hilang selama pandemi. Kapan lagi kita bisa melihat senyum anak sekolah? Kami membayangkan betapa bahagianya ketika kegembiraan itu kembali. Kegembiraan melihat anak-anak berseragam sekolah bercanda dengan teman sekolahnya. Kami optimis, ekspresi bahagia kembali terlihat di wajah anak-anak. Kegembiraan yang bisa terasa berbeda dari bermain bersama. Mungkin yang suka pakai seragam sekolah itu yang sering main bareng. Namun, kegembiraan ini bisa cepat menguap. Pada saat yang sama, keinginan yang tinggi untuk bersekolah tidak sesuai de